Select Page

Kontributor : Austin Fascal Iskandar

Pertanian atau disebut sebagai sektor pangan adalah sektor strategis dan vital bagi berlangsungnya kehidupan dan perekonomian. Pengaruh pangan tidak lagi hanya pada tingkat individu, bahkan sampai ke tingkat masyarakat dalam tatanan negara dan dunia.

Seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia dikenal sebagai negara dengan ladang persawahan yang sangat luas. Sebagian besar warga negaranya juga menjadikan nasi sebagai makanan dan sumber energi di kehidupan sehari-hari.

Fakta bahwa negara ini merupakan salah satu ne-gara agraris terbesar di dunia membuat kita tidak boleh melupakan profesi petani, yang sudah sepantasnya mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak.

Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, bukan lagi hal yang tabu untuk memanfaatkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan petani, sekaligus menggenjot Indonesia supaya bisa mewujudkan swasembada pangan di negeri ini.

Berangkat dari inpirasi tersebut, terciptalah KerabaTani. Sebuah platform digital di sektor pertanian yang memanfaatkan teknologi yang dilakukan dengan meningkatkan produktivitas, menjaga mutu, serta pemberian gizi yang tepat pada setiap tanaman.

KerabaTani adalah aplikasi berbasis Trigonal Smart Management Agricultural System yang menghubungkan teknologi Senbox sebagai sensor utama dan menggunakan teknologi Ubiquitous Enviromental Characteristic System, yang menghubungkan dengan Cloud Computing, dan menghasilkan output pada devices berupa rekomendasi terhadap keadaan lahan mulai dari jadwal menanam, pemberian nutrisi, pendeteksian serangan hama, dan panen.

Dikombinasikan dengan Cloud yang berfungsi sebagai Big-Data Agricultural Research yang bisa digunakan untuk memberikan rekomendasi kepada kondisi lahan serupa, menjadikan aplikasi ini sebagai rekomendasi secara real-time dalam dunia pertanian.

Kegunaannya dapat mengatasi hama secara lebih cepat, dan dapat meningkatkan produktivitas melalui pemberian nutrisi yang tepat dengan big-data dan meminimalisir penggunaan sensor.

Kerja sama di Taiwan

Sementara pihak dekan Fa-culty of Techno Dayeh melihat platform teknologi IoT KerabaTani cukup potensial untuk dikolaborasikan dengan produk sensor IoT yang mereka miliki untuk smart farming.

Mereka bersedia untuk dilakukan pengembangan teknologi KerabaTani dalam implementasi di wilayah Malang dengan pengambilan data tanaman berbasis all program.

Selanjutnya penyempurnaan prototype monitoring tanaman agar lebih efisien de-ngan pengiriman data cepat ke sistem informasi petani, serta energi sensor wireless yang digunakan akan dibantu uji coba di sini.

Sementara untuk aplikasi analisa investing akan dicoba dengan dilakukan desain baru pada user interface dengan menggunakan algoritma Augmented Reality dengan simulasi virtual pada lab multimedia digital content.

“Rencana ke depan produk aplikasi marketplace akan diusahakan sharing dengan information management dan computer science. Semoga kedua departemen tersebut memberikan respon dan kesempatan untuk bekerja sama” ucap Dr. Eng. Muhammad Ashar selaku dosen dan pendamping start-up KerabaTani.

“Jadi pada visiting dan program TCCC bidang mobile apps yang akan dikembangkan adalah IoT smart farming pada aplikasi monitoring KerabaTani,” lanjut beliau menerangkan melalui wa-wancara via telpon.

“Amat membanggakan bila mengingat Indonesia termasuk salah satu negara agrikultur terkaya di dunia. Prestasi tersebut tak mengejutkan memang mengingat negeri ini memiliki bentangan daratan dan perairan yang begitu luas. Namun sayang banget karena segala potensi yang dimiliki ibu pertiwi belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik. Untuk itu, kehadiran beberapa startup di bidang agrikultur berikut dirasa amat membantu demi meningkatkan taraf hidup para pelaku indsutri ini. KerabaTani tercatat sebagai finalis kompetisi early stage startup terbaik, Talent Scouting The NextDev Telkomsel 2018! dan masih memperebutkan golden tiket asal Semarang,” dikutip dari situsweb thenextdev.id.

KerabaTani bantu atasi 

kualitas pangan

Salah satu fokus yang didalami KerabaTani, menurut CEO Ari Gunawan, adalah kurang terjaminnya hasil kualitas pangan dan ketidakjelasan rantai pasok yang menjamin masa depan para petani.

Dari problem tersebut, KerabaTani kemudian memberikan bantuan kepada para petani Indonesia agar me-reka mampu meningkatkan dan menjaga kualitas pa-ngan. Caranya adalah dengan pendampingan pengem-bangan bisnis dan peneliti profesional.

Selain itu, KerabaTani juga membantu menentukan kebutuhan lahan yang sesuai dengan kondisi atau iklim di sekitarnya. Mereka juga membantu mengatasi permasalahan kualitas pangan yang belum terjamin, sehingga para petani mendapat penghitungan besar modal yang terukur.

Internet of Things untuk pertanian Indonesia

Salah satu nilai lebih dari KerabaTani adalah karena mereka mengandalkan teknologi internet. Contohnya adalah Ubiquitous Computing System, untuk menentukan apakah lahan dalam kondisi baik atau tidak, serta apa yang harus dilakukan petani.

Dalam Ubiquitous Computing System terdapat tiga layer utama yaitu Physical Layer yang terdiri dari sensor, Middle Layer untuk dari server komputer, dan Application Layer atau Clientle Devices yang merupakan output dari hasil pengolahan data monitoring yang bisa dimanfaatkan secara maksimal.