Select Page

Ghirrotul Fannaniya, Adinda Lestari Putri, Yossy Tamara, & Sonia Rahma,
Nurnaningsih Herya Ulfah
nurnaherya.fik@um.ac.id

Indonesia saat  ini  telah  masuk  sebagai  negara  berstruktur  penduduk  tua sebagaimana ketentuan badan dunia, karena jumlah penduduk lanjut usia mencapai lebih dari 7%. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika pada Tahun  2010  penduduk  lansia  mencapai  23,9  juta  atau  9,77%  dan  UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada Tahun 2020 diperkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan UHH sekitar 71,1 tahun.  Keadaan ini  berkaitan  dengan  adanya  perbaikan  kualitas kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat. Dengan demikian, peningkatan jumlah penduduk  lanjut  usia  menjadi  salah  satu  indikator  keberhasilan  pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam pembangunan. 

Pada waktu seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi  berbagai  perubahan  baik  yang bersifat  fisik,  mental,  maupun  sosial.  Jadi, memasuki  usia  lanjut  tidak  lain  adalah  upaya penyesuaian  terhadap  perubahan tersebut.  Sebagai  proses alamiah, perkembangan  manusia  sejak  periode  awal hingga masa usia lanjut merupakan kenyataan yang  tidak  bisa  dihindari. Pada akhirnya, stress pada lansia dapat didefinisikan  sebagai  tekanan  yang diakibatkan  oleh  stresor  berupa  perubahan- perubahan yang menuntut adanya penyesuaian dari  lansia.  Tingkat stres pada lansia berarti pula tinggi rendahnya tekanan yang dirasakan atau  dialami  oleh  lansia , hal ini dapat menyebabkan kesehatan dari lansia dapat menurun dan kualitas hidup yang dimiliki lansia menjadi tidak baik. 

Ada berbagai cara untuk membuat lansia kembali bahagia sehingga memiliki quality of life yang baik. Salah satunya adalah terapi tertawa. Adapun jenis terapi tertawa ini memiliki banyak jenis ge-rakan dan metode. Untuk kali ini, penulis ingin mengenalkan jenis terapi tertawa yang merupakan modifikasi dari karya mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang dan sudah terbukti hasilnya. Terapi ini disebut sebagai “TERTAWA KEKEL” (Terapi Tertawa Kepada Kelompok Lansia). 

Metode “TERTAWA KEKEL” dikhususkan untuk melakukan treatment dengan kelompok lansia antara (6-12) orang. Terapi tertawa merupakan terapi tertawa yang menggabungkan komunikasi terapitik (antara pendamping kelompok dengan lansia) dengan music keroncong. Terapi ini berdurasi antara 15-20 menit. Langkah-langkah dalam “TERTAWA KEKEL” dirangkum sebagai berikut:

1. Membentuk lingkaran pada   masing-masing kelompok lansia (6-10) orang dalam lingkaran

2. Setiap lansia saling memperkenalkan diri

3. Instruktur memberikan aba-aba untuk tertawa secara bersama-sama

4. Para lansia diajak bersama-sama mengucapkan “ha..ha..ha!hi..hi..hi!ho..ho..ho..!” kegiatan ini dilakukan sebanyak 2kali

5. Setelah itu, lansia diajak untuk saling melihat ekspresi antara satu lansia dengan yang lain

6. Tertawa murni pun terjadi

7. Kegiatan terapi tersebut diulang kembali selama 2 set.

dalam prosesnya mulai dari persiapan sampai berakhirnya sesi terapi ini, keseluruhannya diiringi dengan musik, biasa-nya yang diputar adalah musik keroncong. 

Adapun hasil terapi tertawa ini sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian lain, sebagai contoh terapi ini dilakukan di salah satu panti lansia di Kabupaten Malang. Hasil dari terapi yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa ada hasil pre-test  menun-jukan  lansia  dengan  tingkat stres rendah sebesar 0%. Kemudian setelah 6 kali melakukan terapi didapatkan hasil Post-Test dengan tingkat  stres  rendah  meningkat  sebesar  68,4%.  Hal  ini  sesuai  dengan  teori  yang  telah dijelaskan  bahwa  Tertawa  dapat  menstimulasi  pengeluaran  zat  endorphine,  serotonine,  dan endorphine dalam tubuh, terutama sangat dibutuhkan otak yang membuat tubuh kita akan semakin tenang dan nyaman. Rasa tenang  dan  nyaman  tersebut  diharapkan  bisa  mengurangi  depresi  dialami  oleh  lansia, terapi ini efektif dan efesien, cocok untuk lansia dipanti (Saifudin, 2014). Jadi tidak perlu lagi diragukan tingkat efektifitas metode ini untuk membuat kelompok lansia lebih bahagia.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup dari lansia tidak harus mengeluarkan banyak biaya. Membuat mereka tertawa adalah salah satu bentuk kepedulian terhadap ke-sejahteraan lansia. Semoga hidup kita selalu bermanfaat untuk lingkungan keluarga maupun lingkunga