Select Page

“Kalau Ingin Belajar yang Inovatif itu,
ya di UM”

Penulis: Budiharto

Kemajuan suatu negara saat ini di landasi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan melahirkan sebuah inivasi baru. Hal yang sama juga dialami oleh Universitas Negeri Malang (UM) yang selalu berupaya untuk berinovasi dalam pembalajaran. Inovasi pembelajaran ini tidak hanya di kurikulum saja, namun juga di prasarana dan sarana pembelajaran, baik gedung, ruang belajar, laboratorium yang dulu bersifat konvensional sekarang dirancang dengan teknologi modern yang bisa mendukung berbagai macam model-model pembelajaran . Untuk mengulas hal tersebut Tim Majalah Swara Pendidikan telah melakukan wawancara khusus dengan Wakil Rektor II UM, Prof. Dr. Heri Suwigyo, M.Pd, di ruang kerjanya.

Prof. Dr. Heri Suwigyo, M.Pd

Prof. Dr. Heri Suwigyo, M.Pd,  menjelaskan, “Sejak Kemenristekdikti  menunjuk UM sebagai Pusat Inovasi Pembelajaran, maka segala upaya untuk mendukung UM seba-gai pusat inovasi telah dilakukan. Kami dari bidang dua menyi-apkan sejumlah prasarana dan sarana, yang sebelumnya memang sudah dirumuskan dalam bentuk standar-standar sarana dan prasarana.”

“Sebagai bukti di gedung Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) itu sedang direnovasi /dibangun dan, bahkan sudah ada isinya. Gedung itu dinamakan “Griya Inovasi”  Rumah Inovasi, tepatnya di LP3 Gedung H8.  Di Griya Inovasi  ini akan dipamerkan produk-produk Inovasi belajar. Bahkan setiap tahun ada produk-produk Inovasi Balajar (Inobel) yang dipamerkan di sana,   sudah dua tahun terahir ini ada produk-produk yang dipamerkan di LP3.

Suasana pembelajaran luar ruang yang santai dan nyaman

Di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Pascasarjana, “kami sudah mengadakan perabot-perabot perkuliahan yang melenial yang inovatif.”  Misalnya sekarang  perkulihan tidak menggunakan papan tulis lagi, akan  tapi sedah menggunakan Smart TV, yang ada  jaringan internet didalam kelas.  Smart TV itu dilengkapi dengan jaringan internet yang kuat untuk mengakses-akses materi perkuliahan, Karena  nanti akan di tanamkan digital library ( perpustakaan digital) . Mereka memang harus mengakses sejumlah referensi yang telah di siapkan di sana, rencana  akan digunakan Agustus tahun ini.

Kursinya tidak konvensional ada meja satu kursi dua yang bisa digeser-geser sesuai dengan keinginan formasi kursi, sehingga kuliahnya bisa bentuk “U”, bisa melingkar.  Sehingga susunan meja kursi mengikuti model pembelajaranya. Jadi kursi-kursi sudah disiapkan seperti itu. 

Suasana pembelajaran di laboratorium boga FT UM

Di fakultas kami sudah menganggarkan, bahkan sudah berjalan terutama untuk pengembangan laboratorium. Sementara yang sudah berkembang itu laboratorium yang ada di FMIPA . Disana ada laboratorium Kimia, Biologi, Fisika dan Matematika. Laboratorium ini sudah lama bekerjasama dengan luar negeri, bahkan laboratorium di FMIPA sudah memberikan kontribusi untuk UM.  Juga Fakultas Tenik seperti laboratorium teknik mesin, dan teknik sipil. 

Kita juga sudah mengusulkan untuk FMIPA dan FT itu pembangunan gedung tiga lantai untuk laboratorium,  mudah -mudahan di setujui oleh Menteri  dengan menggunakan  dana  BOPTN. Hal itu Khusus laboratorium di FMIPA dan FT.  Untuk Fakultas Sosial Humaniora, dan Ekonomi  itu tetap kita kembangkan, se-perti di Fakultas Sastra dikembangkan  laboraturium pertunjukan, drama ada desains, ada keramik. Fakultas  Ekonomi dikembangkan display produk.

Di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ada laboratorium benda-benda sejarah, ada Museum.  Pengembangan Museum itu bagian inovasi, sehingga tidak hanya memamerkan benda-benda masalalu yang tidak menarik, namun harus di kemas menarik seperti Mall. Penataan seperti di Mall tujuanya agar anak-anak itu betah, akan tetapi  tanpa mengubah kontennya. Musium akan diperluas, yang dulunya hanya gedung Kantor Rektor lama, ditambah dengan gedung  kantor PKBI lama. 

Bahkan yang kita dorong saat ini adalah setiap fakultas harus menyediakan ruang KBK (Kelompok Bidang Keahlian). Jadi dosen -dosen diberi ruang berkapasitas empat sampai lima orang. “Ruang KBK ini tempat mereka berdiskusi  setiap hari yang diperlukan, untuk merumuskan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.” Memang harus dibedakan ruang untuk kumpul dan ruang bekerja untuk pengembangan keilmuan. 

Apalagi tahun depan GKB itu bisa diresmikan tanggal 3 Desember tahun ini.  Di tengah gedung kembar Gedung Kuliah Barsama (GKB) itu dibangun tempat pentas teater yang megah  untuk unjuk prestasi mahasiwa. GKB di dalamnya dilengkapi   laboratorium dan ruang-ruang seminar dan lain-lain. “Jadi bisa dikatakan dengan singkat bahwa bidang dua sudah menyiapkan dengan rapi sarana dan prasaranan untuk mendukung Kampus Inovasi Pembelajaran.” Hal ini membuktikan kita pantas ditetapkan sebagai Kampus yang Unggul di bidang Inovasi Pembelajaran.

Ketika UM ditujuk oleh Menteri Ristekdikti  seba-gai Kampus Pusat Inovasi, pengembangan prasarana dan sarana tidak boleh berhenti . UM sebagai  kampus Pusat Inovasi harus menjadi branding.  “Branding itu sebagai ciri penanda bahwa kalau ingin belajar yang inovatif itu, ya di UM.” 

Kita mengenal ITB di sanalah tempatnya untuk belajar Teknik, akan tetapi kalau ingin belajar yang inovatif di UM. Sehingga tidak hanya kedepan, mulai hari ini kita harus bisa membuktikan kita memang unggul di bidang pembelajaran.