Select Page

Pembangun ekonomi Indonesia merupakan pekerjaan besar. Proses pembangunan ini memerlukan perencanaan yang matang. Konsep pemikiran para pemangku kebijakan dan para ekonom diharapkan mampu memberikan sumbangsih nyata dalam upaya mengentaskan pembangunan Indonesia yang akan menjadi pelopor dunia pada tahun 2045.

Seminar Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D

Seminar Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D

Hal tersebut sebagai landasan pemikiran strategis yang digagas oleh Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D dalam
kuliah tamu yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM). Selain kuliah tamu, acara yang berlangsung
di Aula Utama Gedung A3 Lantai 2 pada Rabu, (2/12/2015) tersebut juga diadakan penandatanganan kerjasama antara UM dengan Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk.

Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D memaparkan, bahwa Indonesia tengah menjadi sorotan dunia, dan digadang-gadang sebagai negara yang membawa pengaruh signifikan terhadap percaturan dunia. Indonesia diuntungkan  dengan bonus demografi. Kondisi ini memungkinkan Indonesia tidak kekurangan tenaga kerja, tetapi apa gunanya jumlah penduduk yang besar jika tidak produktif?

“Penduduk harus dilibatkan dalam kancah pembangunan. Oleh karena itu generasi sekarang perlu disiapkan dan dibekali ilmu pengetahuan, etika sebagai bekal menghadapi persaingan ekonomi global. Pemberdayaan sumberdaya manusia yang berkualitas akan menghantarkan negara ini menuju kejayaan.”, paparnya.

Lebih lanjut Prof. Dorodjatun Kuncoro Jakti, Ph.D., menjelaskan, bahwa bonus demografi Indonesia adalah perkembangan penduduk yang meningkat secara pesat. Pada saat ini ada seratus juta manusia usia produktif, jika
tidak tertangani dengan baik akan menjadi beban berat bagi negara, sebaliknya jika ditangani secara baik akan
menjadi modal pembangunan yang sangat besar.

Pengalaman Bapak berusia 73 tahun ini sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat tahun 1998 hingga 2001, dan Menteri Koordinator Perekonomian RI tahun 2001 s.d 2014, memahami betul akan potensi yang ada di tanah air. Oleh karena itu tindakan strategis dalam penumbuhan perekomian baik secara mikro maupun makro dibutuhkan untuk mengangkat prekonomian nasional. Indonesia pasti mampu berdikari karena sumber daya alamnya tersedia.

Melihat potensi Indonesia yang dikemukakan oleh Komisaris Utama dan Komisaris Independen BTPN tersebut telah membuka cakrawala bagi generasi penerus negeri ini. Saat ini bola sudah ditangan kita. Tergantung seperti apa para pengambil kebijakan dan nahkoda pemerintahan negeri ini menyikapinya. (Har)