Select Page

Dalam rangka meningkatkan kerjasama yang erat dan keinginan saling berbagi informasi Universiti Kebangsaan Malaysia mengadakan kunjungan kerja ke Universitas Negeri Malang. Seluruh rombongan dari Malaysia yang berjumlah 69 orang diterima dengan penuh keakraban di Ruang Sidang Senat Gedung A3 Lantai 2 UM. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 – 10.00 dilaksanakan pada hari Senin 2 Februari 2015 berjalan dengan lancar.

Hadir dalam pertemuan kerja ini Rektor UM Prof. Dr. H. Ah. Rofi’uddin M.Pd Wakil Rektor I Prof. Dr. Hariyono M.Pd Wakil Rektor II Prof. Dr. Wahjoedi M.E. Wakil Rektor III Dr. Syamsul Hadi M.Pd M.Ed. Wakil Rektor IV Dr. I Wayan Dasna M.Si M.Ed. Dekan FE UM Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto M.Ed. M.Si Dekan FS UM Prof. Hj. Utami Widiati M.A. Ph.D. Dekan FMIPA UM Dr. Markus Diantoro M.Si Dekan FIP UM Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono M.Pd dan beberapa anggota rapim UM yang lain. Sedangkan perwakilan dari UKM hadir Ketua Penyelaras Pendidikan Khas Prof. Madya Dr. Mohd Hanafi Mohd. Yasin Perwakilan Fakulti Pendidikan UKM Dr. Safani Bani Dr. Mohd. Mokhtar Tahar dan Ketua Rombongan IPG Teknik Negeri Sembilan Abdul Thalib Naim.

Dalam sambutannya Rektor UM menyampaikan bahwa dengan pertemuan ini kita dapat berbagi informasi antara kedua belah pihak berbagi pengalaman kesulitan dan solusi yang dapat kita ambil dalam menyelesaikan tugas bersama. Dalam bidang penyediaan sarana prasarana mahasiswa berkebutuhan khusus UM memang sedang dalam proses pengembangan. UM merasa perlu belajar dari UKM dalam menangani mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus. Saat ini UM memiliki 13 mahasiswa berkebutuhan khusus yang tersebar pada program S1 S2 & S3. Dalam mengikuti perkuliahan mereka telah memiliki teknologi pendukung yang membantu mereka di kelas. Sehingga mereka tidak merasa ketinggalan dengan mahasiswa lain yang tidak berkebutuhan khusus.

Prof. Mohd. Hanafi menyampaikan beberapa hal dalam sambutannya seluruh guru di Malaysia sudah dibekali pengetahuan dan praktek dalam menangani siswa berkebutuhan khusus dengan mewajibkan mengambil mata kuliah pendidikan Inklusif. Diharapkan semua guru dapat lebih memahami keadaan siswanya yang berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus menjadi prioritas utama di Malaysia dalam peningkatan pelayanan kepada mereka.

Dalam kegiatan ini juga dilangsungkan diskusi serta tanya jawab antara pihak UM dengan UKM. Adapun dalam menangani mahasiswa berkebutuhan khusus UM telah mencoba melakukan pelayanan maksimal yang salah satunya ditandai dengan penyediaan huruf braile yang akan dipasang pada gedung UM. Hal ini akan bermanfaat bagi mahasiswa berkebutuhan khusus untuk mengerti gedung yang dimaksud. Di bidang akademik mahasiswa yang berkebutuhan khusus diperlakukan sama dengan mahasiswa lainnya untuk melatih kemandirian dan kesiapan mereka menghadapi dunia setelah mereka lulus.

Saat ini UKM sedang menginisiasi program kejuruan pada universitasnya dan ingin banyak belajar dari UM. Saat ini Malaysia telah didatangi relawan dari Jepang untuk membantu penanganan berbagai bidang. Dalam hal ini Jepang banyak belajar dari Malaysia dan menguasai ilmu berbagai bidang. Terkait dengan pelayanan mahasiswa berkebutuhan khusus UKM menyarankan UM untuk mulai mengenalkan mata kuliah penanganan siswa berkebutuhan khusus dengan bobot 3 SKS dan UKM siap membantu. Sebagai universitas dari negara yang serumpun UKM menyarankan untuk meningkatkan kegiatan pertukaran ilmu antara universitas di Indonesia dengan universitas di Malaysia.

Menanggapi saran tersebut UM merasa berterima kasih banyak atas kepedulian yang ditunjukkan UKM kepada UM. Di masa yang akan datang UM berencana untuk mendirikan Malaysian Center sebagai gerbang pertukaran ilmu antar kedua negara. Selain itu UM juga berencana mengadakan kunjungan balasan untuk belajar lebih banyak ke Universitas Kebangsaan Malaysia. (Ksr)