Select Page

Menyongsong bulan suci Ramadhan, Subbag Rumah Tangga Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan kegiatan siraman rohani bagi seluruh civitasnya. Tercatat sekitar 200 orang menghadiri kegiatan ini. Pengajian yang dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Juni 2015 dimulai pukul 13.00 – 14.30,  bertempat di Aula Utama Gedung A3 lantai 2 ini menghadirkan seorang ulama Kota Malang KH. Abdul Wahid Ghozali, yang biasa disapa Gus Wahid.

KH. Abdul Wahid Ghozali

Siraman Rohani Subbag Rumah Tangga UM “Lima kunci menggapai kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat”

Drs. Noor Farochi selaku Kabag UHTBMN UM dalam sambutan pembukanya menyampaikan bahwa kegiatan siraman rohani menjelang bulan Ramadhan ini merupakan langkah awal yang baik untuk mempererat tali silaturahim dengan sesama pegawai. Semoga pengajian ini dapat berlanjut dikemudian hari dan membawa kemanfaatan. “Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi akan kita jalani. Semoga pengajian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang bagaimana seharusnya menjalani ibadah yang baik” himbaunya.

Lebih lanjut menurut keterangan Kasubbag Rumah Tangga (RT) UM Ahmad Muam, S.Pd menyampaikan bahwa kegiatan siraman rohani ini akan dilaksanakan secara rutin. Harapannya unit-unit lain di UM juga dapat menyelenggarakan kegiatan serupa.

Gus Wahid dalam ceramahnya menyampaikan lima hal penting dalam mendapatkan kesuksesan dalam menjalani hidup di dunia maupun kelak di akhirat. Kunci kesuksesan yang pertama adalah menjalankan sholat tepat waktu dengan sebaik-baiknya.”Allah SWT berfirman dalam Al-Quran sungguh telah sukses orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang selalu khusyuk di dalam sholatnya. Orang-orang yang senantiasa menjaga sholatnya, baik sholat fardhu maupun sholat sunnah akan selalu diberikan kesuksesan yang lebih oleh Allah SWT. Kesuksesan dalam hidup ini berasal dari rasa sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang selalu berusaha menjalankan segala perintahnya. Dengan menjaga ibadah sholat maka Allah akan selalu menjaga dan menjamin kesuksesan hambanya di dunia maupun akhirat kelak.

Kunci sukses hidup yang kedua adalah memiliki sifat rajin dan disiplin dalam segala hal. Bila seseorang memiliki dua sifat ini maka hidupnya di dunia akan selalu dalam keteraturan. Sebuah hadits berbunyi Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan mendapatkannya. Hadits ini bermakna siapapun orang yang selalu rajin, disiplin dalam berusaha maka ia kan mendapatkan apa yang di cita-citakannya. Dalam berusaha kita harus memiliki perencanaan yang baik, niat kuat, dan tepat waktu dalam melakukan suatu pekerjaan.

Sedangkan kunci sukses yang ketiga adalah menjaga keharmonisan keluarga. Seorang muslim hendaknya menjaga keutuhan keluarganya dan menjadikan keluarga yang sakinah penuh kebahagiaan dan rahmat Allah SWT. Bersama dengan kecintaan kita kepada keluarga, bersama pula kecintaan Allah SWT kepada kita. Semakin kita dapat membahagiakan isteri dan anak-anak kita, maka Allah akan menganugerahkan rizki yang melimpah kepada keluarga kita. Keluarga dapat menjadi tolak ukur kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Bila sebuah keluarga utuh dan harmonis maka kehidupannya akan tenang dan bahagia, sebaliknya bila sebuah kelurga tidak harmonis maka kehidupannya akan jauh dari kebahagiaan.

Taat kepada perintah dan mencintai serta menghormati pimpinan adalah kunci sukses yang ke empat. Dalam bekerja seseorang harus mengetahui struktur organisasi dimana dia bekerja. Selain itu hubungan yang rukun dan harmonis harus dibentuk dalam lingkungan pekerjaan. Hubungan antara pimpinan dan bawahan haruslah selaras, hal ini akan membawa kemudahan dan kelancaran dalam bekerja. Mentaati perintah pimpinan merupakan sebuah kewajiban dalam bekerja, selama perintah tersebut baik dan terpuji. Suasana yang kondusif dalam bekerja akan menjadikan seseorang dapat meraih kesuksesan dalam pekerjaannya dengan baik.

Terakhir kunci sukses hidup di dunia adalah menjaga kerukunan antar sesama, khususnya di tempat kita bekerja. Dengan menjaga kerukunan kita akan memiliki banyak teman dan orang lain akan selalu berbuat baik kepada kita. Dalam kehidupan sosial kita harus menghindarkan sifat iri, dengki, hasut, dan sifat tercela yang lain kepada sesama manusia, agar kehidupan kita dapat berjalan dengan baik. (Ksr/Bud)