Select Page

Dengan Berkarya untuk Bangsa, UM Mengkhidmatkan Diri Sebagai Pendidik Generasi Penerus Negeri

Kualitas pendidikan di Indonesia masih heterogen. Pemerataan pendidikan yang selama ini digalakkan, belum sepenuhnya menyentuh daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pemangku kebijakan stakeholder untuk mengentaskan permasalahan pendidikan.

Secara kuantitas, jumlah guru di Indonesia relatif terpenuhi. Ada sekitar tiga juta guru, untuk pelajar usia enam sampai dengan delapan belas tahun, atau sekitar sembilan puluh juta orang. Secara rasio, jumlah ini sudah ideal tetapi, apakah kualitasnya juga sudah terpenuhi?

Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti

Rek tor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd memberikan cindera mata kepada Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti (Dirjen SDM Kemeristek Dikti)

Tidak dipungkiri bahwa guru-guru berkualitas baik rata-rata berada di Pulau Jawa dan wilayah perkotaan di tiap-tiap daerah. Begitu juga sarana dan prasarana sekolah yang tidak sepadan antara satu dengan yang lainnya. Kondisi demikian, akan mempersulit penerapan kebijakan standar kelulusan di negeri ini. Hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah tenaga akademik, ditunjang sarana dan prasarananya, setelah itu baru standarisasi lulusannya.

Namun semua rencana akbar ini akan hanya menjadi sebatas wacana, jika tidak segera dimulai pelaksanaannya di lapangan. Tentunya akan banyak melibatkan semua pihak, mulai dari peran perguruan tinggi sebagai penyuplai sumberdaya manusia, masyarakat sebagai objek yang dikembangkan, dan pemerintah sebagai penyedia sumber dana. Tiga komponen ini harus dapat berkolaborasi demi kelangsungan pendidikan di negeri ini.

Sebagai langkah konkrit dalam keikutsertaannya mengabdi kepada negeri, Universitas Negeri Malang (UM) telah mendedikasikan diri sebagai penyedia sumber daya tenaga pendidik untuk dapat didistribusikan ke daerah-daerah. UM telah menerima mahasiswa kerjasama seperti Lembaga Pengembangan Amungme dan Kamoro (LPMAK), dan Program Afirmasi Pendidikan (ADIk Papua). Program itu dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas kepada putra/putri daerah yang nantinya akan mengabdi untuk daerahnya. Selain itu UM juga tergabung dalam program pemenuhan tenaga pengajar untuk daerah 3T melalui program Sarjana Mengajar untuk Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T).

Selain itu, program Teachers Quality Improvement Program(TEQIP) yang tersebar pada enam kabupaten dari lima provinsi juga diharapkan mampu mengangkat performa tutor dan instruktur di daerah. Sasaran TEQIP 2015 meliputi Provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Agam dan Kabupaten Padang Pariaman), Provinsi Kalimantan Tengah (Kabupaten Kota Waringin Timur), Provinsi Sulawesi Tenggara (Kota Kendari), Provinsi Maluku (Kabupaten Maluku Tenggara), dan Provinsi Papua Barat (Kabupaten Fak-Fak). Hal ini dimaksudkan untuk peningkatan kualitas guru. Para guru yang selama ini masih kurang berinteraksi dengan anak didik, didorong untuk mencoba memperhatikan anak-anak didik sebagai manusia seutuhnya. Banyak guru ketika memasuki ruang kelas, yang dibayangkan adalah materinya, tidak pernah membayangkan bagaimana siswanya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa seorang siswa yang tidak menyukai suatu mata pelajaran, biasanya diawali dengan ketidaksenangan terhadap gurunya.

Di samping itu, Universitas Negeri Malang tidak hanya fokus pada permasalahan dalam negeri. Sebagai institusi perguruan tinggi yang mengemban Tri Dharma perguruan tinggi, UM juga merumuskan program kerjasama dengan berbagai universitas di luar negeri. Hal ini dimaksudkan mempersiapkan kualitas pembelajaran yang ada di UM. UM giat menjalin nota kesepahaman dengan berbagai universitas di luar negeri dalam bidang riset, pertukaran pelajar, maupun pertukaran tenaga dosen.

Selama ini UM sudah melaksanakan Critical Language Scholarship (CLS), Darmasiswa, In Country, Summer Camp, dan sebagainya. Semua upaya itu dilakukan dalam rangka publikasi kebudayaan dan pembelajaran yang ada di Indonesia untuk masyarakat mancanegara. Hal tersebut yang akan terus dipupuk dan dikembangkan dalam waktu mendatang. Seperti halnya program CLS yang selama ini disuplai dari berbagai kampus di Amerika. Rencananya UM akan mengunjungi kampus-kampus tersebut untuk menguatkan kesepahaman dan mencari hal yang bisa dikolaborasikan kembali. (Har)